
LENSAINFORMANT.COM, Muara Bungo -Pilkada Bungo 2024 tidak sekadar tentang angka dan kemenangan politik, tetapi lebih sebagai cerminan harapan masyarakat akan pemimpin yang dekat dengan kebutuhan mereka.
Kemenangan pasangan Dedy-Dayat, meski sempat tertinggal dalam PSU, justru menunjukkan bagaimana ikatan sosial dan kepercayaan masyarakat mampu menjadi fondasi kemenangan yang kokoh.
Di balik angka perolehan suara, tersimpan cerita tentang relasi sosial yang dibangun Dedy-Dayat dengan warga.
Dedy sebagai mantan Ketua DPRD Bungo dan kader PAN, bersama Dayat, tidak hanya mengandalkan struktur partai, tetapi juga kedekatan personal dengan berbagai lapisan masyarakat.
Hal ini terlihat dari pernyataan Dedy yang dengan rendah hati menyebut kemenangan ini sebagai milik rakyat—sebuah pengakuan bahwa kekuatan politik sesungguhnya berasal dari rakyat.
Kemenangan ini juga menggambarkan solidaritas sosial di Bungo. Dukungan yang konsisten dari masyarakat, bahkan ketika hasil PSU sempat tidak menguntungkan, menunjukkan bahwa pemilih telah menjadikan pertimbangan kolektif dan kebutuhan bersama di atas kepentingan sesaat.
Ini adalah modal sosial yang berharga untuk membangun pemerintahan yang inklusif ke depan. Di tingkat yang lebih luas, kemenangan Dedy-Dayat memperkuat jaringan sosial PAN di Jambi.
Dominasi partai ini belakangan ini tidak lepas dari kemampuannya merawat hubungan dengan basis massa di akar rumput. Dalam konteks ini, politik tidak lagi sekadar tentang kekuasaan, tetapi juga tentang menjaga keberlanjutan hubungan sosial antara warga dan perwakilan mereka.
Kini, tantangan terbesar Dedy-Dayat adalah mengubah modal sosial ini menjadi kebijakan yang berpihak pada rakyat. Masyarakat Bungo telah memberikan mandat dengan penuh kepercayaan; langkah selanjutnya adalah membuktikan bahwa kepercayaan ini tidak salah tempat. Sebab, pada akhirnya, politik yang baik adalah yang mampu mengubah suara rakyat menjadi kesejahteraan nyata bagi semua.