BATANG HARI, Lensainformant.com — Memasuki musim hujan setelah menghadapi musim kemarau panjang merupakan suatu anugrah dan kebahagian bagi banyak masyarakat terkhususnya para Petani.
Namun hal tersebut tidak sama dengan yang dirasakan oleh beberapa warga yang bertempat tinggal di Kelurahan Kembang Paseban, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batang Hari, Jambi.
Pasalnya kedatangan hujan tak hanya sebagai suatu anugrah dan rezeki oleh salahsatu warga bernama Suryani masyarakat RT 16, RW 03 Kelurahan Kembang Paseban disaat memasuki musim hujan,tetapi suatu penderitaan yang selalu menjadi beban fikirannya. Hal itu dikarenakan kurang nya perhatian pejabat Kelurahan dan atau pejabat Kecamatan terhadap situasi lingkungan dan keluh kesah warga nya.
“Tolong bagi solusi, jangan diam bae yang punyo wewenang, cobo tengok ke TKP,” oceh dalam tulisan Sosial Media Facebook akun Milik Nindy usai melihat rumah bibik nya yang selalu mengalami kebanjiran hingga setinggi betis kaki orang dewasa di dalam rumah, Kamis, (21/09/2023).
Menurut info pantauan dilapangan, permesalahan banjir itu beawal dari tidak adanya perehapan dreanase (got) yang ada di sepanjang jalan wilayah RT 14 sampai ke RT 16. Sehingga hal tersebut menyebabkan tersumbatnya aliran air.
Suryani yang biasa dipanggil Cik Yani menjelaskan jika dulu aliran air masih ada jalur pembuangannya yang mengarah ke salah satu sawah, namun seusai adanya pembangunan jalan lingkungan yang merupakan aspirasi dari DPRD Provinsi, hinga membuat jalur aliran air tertutup.
“Kalau kemarin di depan rumah ini air nya disalurkan ke sawah setiap hujan melalui aliran got, tapi kini kan sudah tidak bisa lagi karena pondasi pembangunan jalannya sudah sangat tinggi dan ditambah tidak adanya got,” terang Suryani.
“Jadi mohonlah kepada pemerintah yang ado ni, tengok-tengok daerah kami ni layak apa idak lagi lairan got nya,.? baru sekali hujan sedalam ini di dalam rumah, bagaimana kalau hujannyo tiap hari..?” sambung nya dengan penuh rasa kecewah terhadap Pemerintah.