LENSAINFORMANT.COM, BUNGO – Politik Bungo semakin tidak sehat alih-alih mengedukasi warga soal demokrasi sehat, malah upaya yang diduga propaganda dilakukan dalam suatu moment yang bernuansa kampanye di acara syukuran anggota salah satu anggotan dewan Kabupaten Bungo pada Senin, 4 Oktober 2024.
Dalam video viral sosok yang dikenal sebagai Syarkoni Syam dengan suara menggebu-gebu membuat pernyataan tidak pantas dalam demokrasi pilkada Kabupaten Bungo 2024
“Syarat pemimpin itu ada 4, pertamo keuangan, keduo, dukungan, ketigo, preman keempat, letak tangan” ungkap Syarkoni pada video yang tersebar viral.
“Kalo dak ado keuangan dukungan tidak akan dapat pada saat sekarang ini, yo dak, calon kito sudah siap finansial sampe hari H,”tambah Syarkoni.
Akan tetapi berdasarkan faktanya jika dilihat dari laporan resmi Jumiwan Aguza di LHKPN nya pada Maret 2024 calon bupati yang didukung Syarkoni tersebut hanya memiliki laporan kekayaan Rp. 151 juta.
Dengan kondisi ini tentu bertolak belakang dari pernyataan Sarkoni tersebut, sehingga wajar muncul kecurigaan darimana sumber keuangan yang dimaksud. Karena jika merujuk kepada sumbangan pihak lain pun sudah ada ketentuan dari peraturan KPU mengenai dana kampanye bagi calon kepala daerah. Misal perorangan jika ingin menyumbang maksimal Rp. 75 juta atau badan usaha maksimal Rp.500 juta.
Mengingat sampai hari pemilihan nanti kebutuhan finansial sangat banyak, seperti kebutuhan saksi, kampanye akbar dan operasional tim, apakah wajar dan masuk akal bisa dipenuhi oleh Jumiwan yang hanya punya harta Rp. 151 juta?
Aktifis mahasiswa Bungo, Wahyu mengatakan “aneh sekali LHKPN calon kepala daerah cuma Rp.151 juta, apalagi sebelumnya Jumiwan pernah menjabat sebagai wakil ketua DPRD selama 1 periode”.
“Sayo dan kawan-kawan menyesalkan pernyataan Bang Syarkoni di video tu bang, dan kami akan kawal kepado penegak hukum terutamo KPK untuk usut dugaan tidak wajar harto bang Jhon. Kito harus ciptakan demokrasinsehat dengan kejujuran dan keterbukaan, zaman sekarang,” pungkas Wahyu dengan tegas.