PALEMBANG, LENSAINFORMANT.COM – Ketua Umum Formatur Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Kota Palembang RM Taufiq menyoroti dan menyikapi terjadinya penyebab kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dibeberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi salah satu penyumbang polusi dan membuat kualitas udara disejumlah daerah memburuk. Senin (09/10/2023)
Namun RM Taufiq melihat situasinya “semakin memburuk” mengingat musim kemarau yang kering akibat fenomena El Nino masih akan berlangsung hingga Oktober. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pun diminta menindak tegas korporasi yang menyebabkan karhutla. Seberapa buruk situasinya?
“Karhutla adalah masalah serius yang memiliki dampak luas, baik bagi masyarakat maupun lingkungan hidup. Untuk itu, kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan telah mengakibatkan peningkatan drastis dalam kasus penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dan sesak bernafas di kalangan masyarakat Sumatera Selatan,” kata Taufiq dalam keterangannya, Senin (9/10/2023).
Berdasarkan data dari badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kondisi kualitas udara di Palembang berada di level berbahaya dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan yang terjadi kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.
Tidak hanya itu sementara berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang pula mencatat pada peningkatan lonjakan yang sangat signifikan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Kota Palembang telah mencapai angka 10.708 kasus per September 2023. Jumlah penderita ISPA di Kota Palembang meningkat lebih dari 1.000 kasus dalam satu bulan. Secara garis besar kasus ISPA ini menyerang anak anak.
RM Taufiq menegaskan bahwa Akibat kabut asap yang tebal dan berdampak serius pada kesehatan masyarakat, kasus ISPA seperti batuk, pilek, dan sesak nafas telah meningkat secara signifikan, terutama di antara anak-anak dan kelompok rentan seperti lansia. Dan hari ini Pemerintah Sumatera Selatan seharusnya memperhatikan instruksi presiden soal pencegahan El-nino atau perubahan cuaca. Meskipun masalah ini telah berlangsung lama, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan belum mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang diduga dengan sengaja membakar lahan maupun perusahaan yang terlibat dalam praktik ini.
DPC PERMAHI Kota Palembang menganggap Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan beserta jajarannya telah gagal dalam sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dinilai masih jauh dari efektif. Curah hujan yang tinggilah penyebab seolah karhutla teratasi. Sedangkan, Para ahli kesehatan masyarakat dan lingkungan telah mengingatkan bahwa kabut asap yang terus-menerus ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, termasuk gangguan pernapasan yang serius. Oleh karena itu, tindakan mendesak diperlukan untuk mengatasi akar permasalahan ini.
Oleh karena itu DPC PERMAHI Kota Palembang meminta Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan untuk bergerak cepat melakukan pemadaman, sehingga titik api tidak semakin bertambah.
Tidak hanya itu pihaknya tim advokasi DPC PERMAHI Kota Palembang juga minta Pemerintah bersama pihak berwenang lainnya mengetatkan pengawasan serta menegakan dan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku perusahaan pembakaran hutan dan lahan yang semakin menyusahkan masyarakat. Tutur taufiq